CARA CERDAS TINJA MANUSIA SEBAGAI PENGGANTI ELPIJI

Oleh : Nita Adiyati
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pembaca yang budiman mari kita renungkan, semua yang ada di dunia ini menghasilkan banyak manfaat dan tidak ada yang sia-sia. Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan maksud dan tujuan tertentu. Maka kita sebagai manusia berfikir, tentu harus pandai bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh sang kholik. Salah satunya adalah bersyukur karena setiap manusia menghasilkan tinja.
Ya, tinja manusia..!
Jika kita mendengar kata tinja, maka akan segera terekam di benak kita sesuatu hal yang menjijikan. Bahkan sesuatu yang kita anggap itu menjijikan sekalipun pasti ada manfaatnya. Termasuk tinja manusia yang selalu mengisi kehidupan kita sehari-hari. Sayang sekali, tinja yang kita hasilkan dan kadang butuh perjuangan untuk mengeluarkannya terus kita campakan dan PHP’in begitu sajaナ. lebih baik kita manfaatkan. Iya kan..??
Tahukah Anda, terbukti bahwa tinja manusia sejak lama digunakan dalam berbagai teknologi. Di Eropa pada abad pertengahan urin biasa digunakan untuk mencuci pakaian. Di masa yang sama juga urin digunakan orang Romawi untuk menghitamkan bahan kulit dan membersihkan wol. Hal ini mungkin terdengarnya aneh dan konyol. Tapi, menakjubkan sekali bukan? ternyata tinja manusia menghasilkan banyak manfaat loh… Selain itu, tinja manusia bisa kita manfaatkan sebagai biogas.
Lalu apa itu biogas?
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik (tanpa udara) atau fermentasi dari bahan-bahan organik. Energi biogas dapat diperoleh dari kotoran hewan, manusia, limbah rumah tangga, sampah dan sebagainya. Biogas merupakan salah satu sumber energi yang dapat diperbaharui yang dapat menjawab kebutuhan energi.
Semakin lama, bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak tanah, gas, dan batu bara semakin menipis. Pastinya bahan bakar ini lama kelamaan akan habis dan itu akan menjadi masalah terbesar bagi kelangsungan hidup manusia. Menanggapi masalah tersebut, perlu dicari bahan bakar pengganti yang lebih ramah lingkungan. Biogas memanfaatkan bakteri tertentu, yang mana bakteri tersebut bisa menghasilkan suatu gas yang mudah terbakar yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, memasak, atau untuk menghasilkan energi listrik. Gas ini ramah lingkungan sehingga bisa dijadikan sebagai energi alternatif pengganti energi gas yang ada saat ini (elpiji).
Menurut beberapa sumber yang saya baca, penggunaan gas dari tinja manusia untuk memasak sudah digunakan oleh penduduk Asyiria yang tinggal disekitar wilayah Iran dan Irak Modern sejak abad 10 M. Sudah lama sekali bukan? ditengah tingginya harga minyak tanah dan gas elpiji yang semakin meningkat, maka dibutuhkan suatu pengolahan tinja manusia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak yang mahal dan terbatas, mengurangi pencemaran lingkungan dan menghemat sumber energi.
Di Indonesia sendiri sudah banyak beberapa daerah yang mulai menggunakan biogas untuk kepentingan energi sehari-hari, misalnya untuk memasak. Salah satu daerah yang mengembangkan biogas dari kotoran manusia ada di Yogyakarta. Penggeraknya adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat. Sumbernya dari limbah yang terbatas dari beberapa WC milik warga.
Hasil teknologi pengolahan limbah produksi manusia ini bisa menjadi sumber energi baru yang alternatif jika dikelola dengan baik. Bahkan bila ditangani secara profesional, Indonesia bisa menjadi Negara penghasil gas methane terbesar di dunia..! Selain itu menjaga kelestarian bumi dan menciptakan sumber energi baru yang tidak pernah habis.
Lalu bagaimana cara mengolah tinja manusia sebagai biogas ?
Cara Mengoperasikan Reaktor Biogas Plastik :
1. Tinja dan air (1 : 1) dimasukan kedalam drum pengumpan.
2. Diaduk hingga merata.
3. Setelah tercampur merata, penyumbat antara drum dan reaktor dibuka, tinja dan air akan mengalir kedalam reaktor biogas.
Prosedur Operasional Harian :
1. Setiap hari tinja yang ada dimasukan kedalam alat Reaktor.
2. Dalam waktu 2-3 minggu plastik penampung gas akan menggelembung. Gas sudah dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Cara Pemakaian Biogas :
1. Kran yang terdapat pada kompor dibuka secara perlahan.
2. Biogas disulut dengan korek api diatas kompor, besarnya api diatur sesuai keperluan.
Nah, sekarang kita sudah mengetahui tinja manusia bisa dimanfaatkan sebagai biogas pengganti elpiji. Oleh karena itu, mari kita kembangkan dan kelola dengan baik sebagai sumber energi alternatif yang tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk membeli gas.
Selamat mencobaナ!!

PUSTAKAWAN ASIA TENGGARA MENGHADAPI GLOBALISASI DAN PASAR BEBAS

Pustakawan Asia Tenggara menghadapi
Globalisasi dan Pasar Bebas

oleh :

Arif Surachman

Abstrak

Masyarakat di dunia saat ini sedang menghadapi globalisasi yang sedemikian deras dan kesepakatan pasar bebas yang semakin meluas. Jarak dan waktu seolah sudah tidak lagi menjadi masalah bagi seseorang untuk menjangkau ilmu pengetahuan dan informasi dimanapun, kapanpun dan darimanapun. General Agreements on Trade in Services (GATS) yang digagas WTO, Asia-Pacific
Economic Community (APEC), dan Masyarakat Ekonomia Asean dengan AFTA (Asean Free Trade Agreement) adalah merupakan bentuk kesepakatan pasar bebas sebagai dampak dari globalisasi itu. Masyarakat Asia Tenggara pada umumnya dan pustakawan pada khususnya juga menghadapi tantangan ini. Persaingan SDM dalam era pasar bebas juga akan berpengaruh pada persaingan
SDM Perpustakaan dalam hal ini adalah pustakawan. Untuk itu pustakawan mesti mempunyai daya saing yang kuat yang dapat dilakukan dengan cara memahami konsep diri pustakawan, peningkatan kompetensi dan profesionalisme, serta memperluas dan mererat jaringan kerjasama diantara mereka.
Kata kunci: Daya Saing Pustakawan, Kompetensi, Profesionalisme, Jati Diri Pustakawan, Kerjasama Pustakawan, Pasar Bebas, Globalisasi.

LATAR BELAKANG
Globalisasi dan pasar bebas merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Perkembangan teknologi informasi yang tanpa batas dan dikeluarkannya berbagaiperjanjian terkait pasar bebas melalui world trade organization (WTO) membawa banyak dampak bagi sebuah kawasan dan bagaimana masyarakat penghuni di kawasan tersebut menyikapinya. Siapa yang tidak mampu bersaing dan menyiapkan strategi dalam menghadapi arus globalisasi dan pasar bebas tersebut, akan tergerus dan terpinggirkan. Begitu juga dengan pustakawan di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam Congress of Southeast Asian Librarians (CONSAL).

Liberalisasi 12 sektor jasa seperti dalam bidang pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan sepanjang hayat, dan lain-lain yang menjadi agenda WTO melalui apa yang disebut dengan General Agreement on Trade in Services (GATS) (Effendi, 2007) mau tidak mau juga akan
mempengaruhi bidang perpustakaan dan informasi. Hal ini dikarenakan eratnya kedekatan perpustakaan dan informasi dengan jasa sektor pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi dan pendidikan sepanjang hayat. Ketika negara-negara di luar Asia Tenggara masuk dan ikut bersaing dalam jasa pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi, dan pendidikan sepanjang hayat di Asia Tenggara, maka pelaku pendidikan juga harus mampu meningkatkan segala kemampuan dan fasilitas agar mampu bersaing. Pustakawan sebagai bagian dari pelaku pendidikan otomatis harus mampu menyesuaikan diri, baik itu melalui peningkatan profesionalisme maupun kemampuan untuk berjejaring memperkuat hubungan dengan sesama pustakawan di tingkat nasional dan regional. Jejaring ini penting agar para pustakawan di Asia Tenggara mampu saling memperkuat diri dalam menghadapi ‘serbuan’ pelaku pendidikan dari luar Asia Tenggara.

Continue reading “PUSTAKAWAN ASIA TENGGARA MENGHADAPI GLOBALISASI DAN PASAR BEBAS”

THE FUTURE OF PUBLIC LIBRARIES IN AN INTERNET AGE

 

With the internet reshaping so many aspects of our lives, it has become common for prognosticators to speculate about the ultimate demise of all sorts of institutions that many of use have come to take for granted. So when public agenda set out to investigate public and civic leader’s thinking about public libraries today, we were not at all certain what we would hear.

The first message that come was loud and clear. There is a future for public libraries in the internet age. Even with the vast and growing amount of information  available on the internet and more competition for public funding,  Americans say that public libraries will continue to play a vital role in communities. A strong majority say that if their public library were to shut down, they would feel” that something essensial and important has been lost, affecting the whole community” (78 percent). The feeling that libraries are central to healthy communities is even more common among those who are most actively engaged in communities: the voters, volunteers,  and contributors who make communities strong and can usually be counted on to raise aruckus things go wrong.

In our recent report on the research, “long overdue: a fresh look at public and leadership attitudes about libraries in the 21st century”, public agenda  documents the strong beliefs people have that their communities must have well functioning public libraries in order to be healthy and  strong. Large majorities  said that all children should have a good, safe, appealing libaryin their neighborhood; that  libraries play a crucial role in preserving  permanet and unalterable records;and that goverment should support the wiring of libraries so that low-income people can have access to the internet.

Americans say libraries are  a good public investement

At a time of broad concern about wasteful public spending, and as we hear of communities refusing to pay more taxes for public education or “essential services,” 71 percent say that libraries spend public money well. Fifty-two percent say that if their local libarary needed additional funding, they would favor a tax increase to generate the necessary resources   -significantly more than the number who favor charnging users(32 percent) or reducing services (16 percent) as options for solving a financial shortfall.

Continue reading “THE FUTURE OF PUBLIC LIBRARIES IN AN INTERNET AGE”

SACL Volunteers’ Experiences- IBBYRegionalCongress -final

SACL Volunteers’ Experiences

in Raising Their Empathy and Awareness towards Others:

Sharing Stories for Hospitalized Children with Cancer

By

Dr. Murti Bunanta, and Ida Farida, MLIS and SACL Team 

Paper presented for Asia-Oceania Regional IBBY Congress, Bali, May 23rd-26th, 2013

Abstract

Society for the Advancement of Children’s Literature (SACL) that was established in 1987 has organized storytelling activities for hospitalized children with cancer in a large pediatric ward at a public hospital, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), since 1993. The activities have been performed by SACL volunteers from different educational and social economic background such as researchers, lecturers, doctors, housewives, students, employees, authors, illustrators, storytellers, teachers, parents, and etc. Every week, SACL volunteers’ in turn come to the cancer ward bringing stories to the patients. Children with cancer usually stay long in bed and have intensive medical treatment. Bringing stories to them is not an easy task as there are many aspects to be considered. It needs special understanding and sensitivity when approaching the patient and his or her family because intimacy should be built first. SACL volunteers are trained in how to introduce the stories and what steps should be taken considering the condition of the children. SACL volunteers are told to be  aware that they come to cheer the children through stories and not to force them to listen. This paper will explore the experiences of bringing stories from the eyes of SACL volunteers: what they have encountered and felt when telling stories for them; what rewards they have gotten by becoming involved in this activity; how their empathy to others has been raised. SACL is the pioneer and so far the only Non Governmental Organization (NGO) in Indonesia that has organized and performed this activity. Volunteering in telling stories for sick children means giving careful thought, knowing others, and also enriches the tellers’ empathy and morality.

Philosophy of SACL’s Storytelling Activities at the Hospital

“Sick children have as much right as healthy children to enjoy reading a book and hearing oral stories”

Introduction

  1. Society for the Advancement of Children’s Literature

Kelompok Pencinta Bacaan Anak (KPBA) or Society for the Advancement of Children’s Literature (SACL) was established in 1987 by Dr. Murti Bunanta, a children’s literature specialist and children’s book author who has great concern for the condition of children’s literature in Indonesia. This non profit, independent organization is the pioneer of reading promotion in Indonesia. In 1990 KPBA or SACL became a member of IBBY under the name of Indonesian Board on Books for Young People or INABBY. In 2005, SACL and INABBY become two separate organizations in order to reach more various parties.

SACL pioneers efforts to make people in Indonesia aware of the importance of quality children’s books,  a good reading environment for children and good services of libraries in order to promote the reading habit and children’s education through good books. Even until today, after its 26 years of existence, SACL is still the leading organization in Indonesia that brings Indonesia to the forefront of promotion of reading.

Continue reading “SACL Volunteers’ Experiences- IBBYRegionalCongress -final”

Analisis Manajemen Staf Perpustakaan

ANALISIS MANAJEMEN STAF PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN (FKIK) UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh :

Nita Adiyati

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

adiyatinita@gmail.com  

PENDAHULUAN

Perpustakaan merupakan jantung perguruan tinggi, tanpa perpustakaan, perguruan tinggi tidak dapat berjalan dengan baik. Keberadaan perpustakaan mendukung visi misi suatu perguruan tinggi, yang turut memiliki tanggung jawab untuk mengemban terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Menyadarai bahwa perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dan strategis, yaitu sebagai pusat informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Maka perpustakaan selalu berusaha menyediakan informasi ilmu pengetahuan mutakhir dengan memberikan pelayanan secara cepat, akurat, dan nyaman.

Perpustakaan perguruan tinggi bertugas menyediakan atau mencari, mengolah, menyimpan dan membuka akses bagi pemanfaat sumber-sumber informasi yang tersedia. Satu hal yang harus diperhatikan dari sebuah perpustakaan adalah perpustakaan harus memiliki manajemen yang baik agar pengelolaannya dapat berjalan baik dan mudah.

Manajemen adalah merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner). Dalam manajemen terdapat sumber daya, biasa orang (SDM), barang, material, uang, sarana dan prasarana, waktu yang harus diberdayakan dan dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan organisasi.

Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan merupakan salah satu perpustakaan yang berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki visi dan misi dalam mewujudkan Tri Dharma perguruan Tinggi. Berkaitan dengan pengelolaan perpustakaan maka tidak terlepas dengan manajemen staf dalam mengelola perpustakaan. Tujuan penulis menulis artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen /kinerja staf Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memperlakukan pemustaka dengan tindakan yang menguntungkan bagi mereka dan juga bagi perpustakaan.

Continue reading “Analisis Manajemen Staf Perpustakaan”

Perpustakaan Sebagai Layanan Jasa Informasi

PERPUSTAKAAN SEBAGAI LAYANAN JASA INFORMASI

Nita Adiyati dan Ahmad Fauzie 

1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

adiyatinita@gmail.com

2 Dosen Pembimbing Sistem Jaringan Informasi

fauzister@gmail.com

Abstrak

Artikel ini membicarakan mengenai perpustakaan sebagai layanan jasa informasi. Perpustakaan adalah sebuah lembaga yang berorientasi pada pengguna. Sedangkan informasi menjadi bagian yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan manusia. Informasi mempunyai peranan penting dalam pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan sepanjang masa. Perpustakaan mempunyai ciri sebagai tempat menyimpan informasi (Information Store) dan memberikan jasa informasi dalam bentuk layanan perpustakaan. Jasa layanan perpustakaan akan bermanfaat bagi pengguna apabila informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Layanan jasa perpustakaan bervariasi. Yang perlu dilakukan oleh pustakawan yaitu memberikan kepuasan pelayanan kepada pemustaka. Tujuan dari penulisan artikel ini untuk memberikan informasi yang berkaitan pada aspek perpustakaan sebagai layanan jasa informasi.

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penulisan artikel ini adalah kajian pustaka. Hasil dari penulisan artikel ini adalah perpustakaan berperan penting sebagai layanan jasa informasi. Upaya untuk meningkatkan jasa layanan informasi dengan menetapkan teknologi informasi di perpustakaan.

Kata kunci : Perpustakaan, Layanan Jasa Informasi

Pendahuluan

Di era perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini, membuat kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Seiring perkembangan teknologi informasi saat ini yang semakin pesat, kebutuhan akan informasi sangat penting peranannya dalam kehidupan. Mengingat bahwa perpustakaan sebagai layanan jasa informasi dan pusat pengetahuan tidak lepas dari fungsi untuk menyediakan sarana informasi [10]

Perpustakaan sebagai pusat informasi dan masyarakat yang membutuhkan informasi ibarat dua sisi mata uang yang saling berhubungan yang tak dapat dipisahkan. [11] Dalam hal ini maka perpustakaan harus mampu memberikan pelayanan baik kepada pemustaka dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat terwujud apabila perpustakaan sudah siap melayani dengan sumber informasi yang memadai bagi pemustaka.

Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang dapat menyediakan dan memenuhi permintaan informasi secara cepat dan tepat. [12] Perpustakaan menyiapkan strategi yang lebih dinamis untuk mengedepankan informasi. Hal ini merupakan tugas perpustakaan, memberikan pelayanan jasa informasi kepada pemustaka.

Pelayanan informasi di sebuah perpustakaan merupakan tujuan utama dari semua penyelenggaraan kegiatan perpustakaan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya perhatian dan tanggung jawab dari seluruh pustakawan untuk memberikan pelayanan yang baik sebagai mana telah ada di dalam kode etik pustakawan agar tercipta suasana yang kondusif. [16]

Persaingan yang begitu ketat diberbagai layanan jasa perpustakaan membuat pustakawan yang terlibat didalamnya memberikan bagi pemustakanya terutama menyangkut hubungan dengan pelayanan. Pemustaka merupakan aset yang sangat berharga dalam pengembangan jasa layanan, maka perpustakaan harus mampu menyiapkan diri untuk menarik minat pemustaka dengan cara meningkatkan layanan jasa perpustakaan. [19]

Continue reading “Perpustakaan Sebagai Layanan Jasa Informasi”

Promoting School and Life Success Through Early Childhood Family Literacy

Review Paper

Promoting School and Life Success Through Early Childhood Family Literacy

Oleh : Kevin J. Swick

Published online: 25 February 2009

_ Springer Science + Business Media, LLC 2009

 

Direview oleh : Nita Adiyati

Program literasi keluarga anak usia dini memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan keterampilan literasi semua orang di keluarga. program ini dibuat untuk melibatkan orang tua dan anak-anak dalam pengalaman belajar. Program literasi keluraga anak usia dini yang telah dirancang bertujuan untuk membantu mencegah proses buta huruf dan kegagalan sekolah terkait sindrom selama tahun-tahun prasekolah. Program- ini memiliki potensi yang besar untuk kesiapan meningkatkan anak-anak untuk sekolah dan untuk keberhasilan sekolah.

Komponen dari Program literasi keluarga anak usia dini antara lain: pendidikan anak usia dini, pendidikan orang dewasa, pendidikan pelatihan kerja, keterampilan hidup, pendidikan orang tua, dan berbagai bentuk  literasi keluarga. Program harus responsif terhadap sumber daya keluarga karena perlu untuk berpartisipasi dalam kegiatan literasi keluarga seperti transportasi dan perawatan anak. Program yang efektif dapat menghasilkan banyak manfaat seperti: meningkatkan kesiapan anak untuk sekolah, meningkatkan kinerja sekolah, peningkatan kualitas orangtua, dan keuntungan positif dalam tingkat tinggi kelulusan sekolah.

Continue reading “Promoting School and Life Success Through Early Childhood Family Literacy”

Peran pustakawan dalam menyeleksi literatur untuk anak dan remaja di Perpustakaan

ESSAY

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENYELEKSI LITERATUR UNTUK ANAK DAN REMAJA DI PERPUSTAKAAN 

Nita Adiyati

Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan 7C

Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pendahuluan

Menurut Undang-undang RI pasal 1 ayat 1 No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, menjelaskan bahwa “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”.  Dalam hal ini peran perpustakaan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan literasi informasi dan pendidikan bagi pemustaka.

Menurut UNESCO definisi literasi merupakan kemampuan mengidenifikasi, memahami, menafsirkan, menciptakan, mengkomunikaiskan, dan menghitung dengan menggunakan bahan-bahan tercetak dan tertulis yang terhubung dengan berbagai macam konteks. Perpustakaan merupakan bagian terpenting dan sangat besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan. Berkaitan dengan inilah salah satu tujuan perpustakaan adalah mencerdaskan kehidupan Bangsa dan berperan sebagai long live education bagi generasi penerus.

Anak dan remaja merupakan generasi penerus Bangsa. Oleh sebab itu, anak dan remaja harus memiliki kemampuan literasi dan membaca yang dibina sejak usia dini. Saat yang menentukan dalam upaya pengembangan kreatifitas adalah bila seorang masih dalam usia balita. Karena pada usia prasekolah tersebut seorang anak memiliki daya khayal yang tinggi dan berbeda serta merupakan perkembangan daya kreatifitas yang pesat.

Dalam hal ini pustakawan berperan penting dalam menyeleksi kebutuhan literatur anak dan remaja yang sesuai dengan tingkat bacaan mereka di perpustakaan. Yang mana salah satu peran perpustakaan terutama pada Perpustakaan Umum berperan dalam membantu masyarakat terutama anak dan remaja menjadi melek informasi, mengajarkan bagaimana cara menelusur informasi dan mengembangkan kebiasaan membaca.

Pembahasan

Dalam era pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, peran perpustakaan dan pusat informasi makin dirasakan kegunaannya oleh masyarakat sebagai sumber informasi pembangunan maupun sarana belajar dan mengajar untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan untuk mendukung pendidikan berbasis kompetensi dengan program literasi dasar dan informasi.

Continue reading “Peran pustakawan dalam menyeleksi literatur untuk anak dan remaja di Perpustakaan”

Startegi Pustakawan Indonesia dalam Menghadapi AEC

Strategi Pustakawan Indonesia dalam Menghadapi AEC (ASEAN  Economic Community) 2015 

Nita Adiyati

Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester 7C

Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Email : adiyatinita@gmail.com

Abstrak

Artikel ini membahas mengenai bagaimana strategi yang dilakukan oleh pustakawan khususnya di Indonesia dalam menghadapi AEC atau MEA 2015. Selanjutnya untuk menghadapi AEC atau MEA 2015 mendatang diperlukan startegi khusus, dengan harapan agar tujuan yang direncanakan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Strategi khusus yang dimaksud antara lain:  adanya kemampuan pustakawan profesional yang harus dimiliki, membentuk kerjasama antar pustakawan se-ASEAN, dan peran alumni dalam memfasilitasi almamater.

Kata kunci : Strategi pustakawan, Indonesia, AEC

  1. Pendahuluan

Dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan serta meningkatkan standar hidup, Negara Anggota ASEAN sepakat untuk segera mewujudkan integrasi ekonomi yang lebih nyata yaitu AEC. AEC (ASEAN Economic Community) atau yang dikenal dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang telah disepakati akan diberlakukan pada tahun 2015 mendatang. Sebenarnya AEC baru akan terbentuk tahun 2020 tapi dari hasil KTT ke-12 ASEAN, disepakati pembentukan komunitas ASEAN dari tahun 2020 dipercepat menjadi tahun 2015.

AEC sudah di depan mata, banyak peluang dan tantangan yang akan dihadapi Indonesia menjelang AEC. Mau tidak mau, siap atau tidak siap Indonesia harus menyongsong datangnya AEC 2015, karena AEC menciptakan peluang serta kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa Indonesia mampu bersaing dalam segala hal. AEC tidak hanya memberikan dampak pada sektor ekonomi saja, hal ini juga secara otomatis akan membawa dampak kepada pekerja yang berkecimpung pada sektor keahlian khusus seperti pustakawan di ASEAN akan saling berkompetisi dalam tingkat Asia Tenggara sendiri.

Persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat menjelang pemberlakuan pasar bebas ASEAN pada tahun 2015 mendatang. Dalam menghadapi AEC, profesi pustakawan menghadapi tantangan yang semestinya bukan menjadi kendala akan tetapi merupakan peluang emas bagi pustakawan khususnya di Indonesia untuk mengembangkan karir profesionalitasnya. Dengan adanya AEC, pustakawan Indonesia dapat bekerja di luar Negeri demikian juga sebaliknya.

Namun dalam hal lain akan menjadi ancaman bagi profesi pustakawan sendiri, karena persaingan akan semakin ketat. Pustakawan harus mempersiapkan diri agar memiliki kompetensi yang baik untuk menghadapi AEC 2015. Untuk dapat menangkap keuntungan dari AEC 2015 tantangan yang dihadapi Indonesia adalah meningkatkan daya saing dan menunjukan profesionalismenya. Oleh sebab itu dibutuhkan strategi pustakawan dalam mempersiapkan diri menghadapi AEC 2015 mendatang.

  1. Metodologi

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu metode kajian kepustakaan, yaitu merupakan suatu teknik mengumpulkan data yang diambil dari kepustakaan (buku, dokumen, artikel, jurnal, laporan, web atau internet dan lainnya).

  1. Pembahasan

Indonesia akan dapat ikut berperan aktif dalam AEC jika dapat meningkatkan daya saing dan mengejar kemajuan dari Negara anggota ASEAN lainnya. Untuk itu, diperlukan suatu langkah-langkah strategis. Strategi pustakawan sangat diperlukan agar pustakawan bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi AEC 2015 mendatang. Dalam artikel ini, penulis akan membahas langkah-langkah strategi yang bisa dilakukan oleh pustakawan Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 mendatang antara lain sebagai berikut:

  1. Kompetensi Pustakawan

Kedatangan AFTA dan AEC di tahun 2015 mendatang akan dihadapi oleh pustakawan di seluruh Asia Tenggara akan menjadi tantangan bagi pustakawan dan perpustakaan. Dalam hal ini, mau tidak mau pustakawan harus siap dalam persaingan global. Untuk itu, merupakan suatu keharusan bagi pustakawan khususnya di Indonesia dalam meningkatkan daya saing. Daya saing ini dapat ditunjukan dengan kompetensi pustakawan dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya.

Secara harfiah, kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan karakteristik pribadi (attributes) yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan pada suatu pekerjaan. Selanjutnya pengertian kompetensi menurut Richards dan Rodgers (2001) terdiri atas keterampilan, pengetahuan, sikap dan tingkah laku inti yang dibutuhkan bagi terwujudnya sebuah kinerja yang efektif dalam melaksanakan tugas atau kegiatan nayat. Berbicara mengenai kompetensi maka berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur paling penting dalam menghadapi persaingan kerja di era globalisasi.

Continue reading “Startegi Pustakawan Indonesia dalam Menghadapi AEC”