- Pendahuluan
Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia (Catherine Marshal, 1995). Poerwandari (2007) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video, dan lain sebagainya. Definisi di atas menunjukkan beberapa kata kunci dalam penelitian kualitatif, yaitu: proses, pemahaman, kompleksitas, interaksi, dan manusia. Proses dalam melakukan penelitian merupakan penekanan dalam penelitian kualitatif oleh karena itu dalam melaksanakan penelitian, peneliti lebih berfokus pada proses dari pada hasil akhir.
Metode penelitian kualitatif sangat membantu ketika mencoba untuk lebih memahami hubungan yang kompleks antara dan antara variabel. Metode kualitatif telah disebut “penelitian naturalistik” karena mungkin untuk mengembangkan multitafsir realitas. Metode kualitatif menggunakan sampel yang lebih kecil, yang berarti bahwa membuat generalisasi jauh lebih sulit. Data kualitatif dapat mencakup interaksi antara individu, kelompok, dan organisasi serta menggambarkan fenomena. Metode kualitatif digunakan untuk mendefinisikan “mengapa”, sedangkan alat kuantitatif digunakan untuk mendefinisikan “apa” dan “berapa banyak.” Sementara metode kualitatif telah digunakan dalam beberapa evaluasi proyek-proyek layanan perpustakaan, lebih sering metode kuantitatif bekerja.
Metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistic.
- Analisis dan Interpretasi Data
Metode kualitatif dipengaruhi oleh paradigma naturalistik-interpretatif Weberian, perspektif post-positivistik kelompok teori kritis, serta post-modernisme seperti dikembangkan oleh Baudrillard, Lyotard, dan Derrida ( Cresswell, 1994).
“Gaya” penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya. Sehingga, penelitian kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas. Memang dalam penelitian kualitatif kehadiran nilai peneliti bersifat eksplisit dalam situasi yang terbatas, melibatkan subjek dengan jumlah relatif sedikit. Dengan demikian, hal yang umum dilakukan ia berkutat dengan analisa tematik. Peneliti kualitatif biasanya terlibat dalam interaksi dengan realitas yang ditelitinya. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, metode penelitian mempunyai pula asumsi paradigmatik. John W. Cresswell menilik beberapa dimensi asumsi paradigmatik yang membedakan penelitian kuantitatif dengan kualitatif. Dimensi-dimensi tersebut mencakup ontologis, epistemologis, axiologis, retorik, serta pendekatan metodologis. Secara ontologis, peneliti kuantitatif memandang realitas sebagai “objektif” dan dalam kacamata “out there”, serta independen dari dirinya. Sementara itu, peneiliti kualitatif memandang realitas merupakan hasil rekonstruksi oleh individu yang terlibat dalam situasi sosial. Secara epistemologis, peneliti kuantitatif bersikap independen dan menjaga jarak (detachment) dengan realitas yang diteliti. Sementara peneliti kualitatif, menjalin interaksi secara intens dengan realitas yang ditelitinya. Secara retoris atau penggunaan bahasa, penelitian kuantitatif biasanya menggunakan bahasa-bahasa penelitian yang bersifat formal dan impersonal melalui angka atau data-data statistik. Penelitian kualitatif kerap ditandai penggunaan bahasa informal dan personal seperti “understanding”, “discover”, dan “meaning”. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan penggunaan logika induktif dimana kategorisasi dilahirkan dari perjumpaan peneliti dengan informan di lapangan atau data-data yang ditemukan. Sehingga penelitian kualitatif bericirikan informasi yang berupa ikatan konteks yang akan menggiring pada pola-pola atau teori yang akan menjelaskan fenomena sosial (Creswell, 1994: 4-7).
- Penelitian Kualitatif
Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut dengan naturalistic inquiry (inkuiri alamiah). Apapun macam, cara atau corak analisis data kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal yang senyatanya dilakukan adalah membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai karakteristiuknya sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di dalam sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah catatan hasil observasi, transkrip interviu mendalam (depth interview), dan dokumen-dokumen terkait berupa tulisan ataupun gambar. Karakteristik Penelitian Kualitatif :
- Setting/latar alamiah atau wajar dengan konteks utuh (holistik).
- Instrumen penelitian berupa manusia (human instrument).
- Metode pengumpulan data observasi sebagai metode utama.
- Analisis data secara induktif.
- Proses lebih berperanan penting daripada hasil.
- Penelitian dibatasi oleh fokus.
- Desain penelitian bersifat sementara.
- Laporan bernada studi kasus.
- Interpretasi ideografik.
Kekuatan Penelitian Kualitatif adalah mereka dapat menyediakan: (a) Sensitivitas dari kebutuhan dan pengaruh pada layanan perpustakaan yang lebih besar dari kehidupan pemustaka, (b) pemahaman tentang bagaimana respon layanan perpustakaan untuk merubah lingkungan dan berbagai kelompok pemustaka, (c) Penyadaran terhadap waktu dan sejarah, (d) Sebuah pemahaman konteks yang lebih baik dari program atau layanan perpustakaan, (e) Kesempatan untuk membenamkan seorang pengobservasi tanpa pendapat yang diambil sebelumnya untuk pemahaman yang lebih baik tentang apa yang sedang terjadi, (f) Fleksibilitas dari perspektif yang lebih besar.
- Metode Pengumpulan Data
Setidaknya, terdapat lima jenis metode penelitian kualitatif yang banyak dipergunakan, yaitu: (1) observasi terlibat; (2) analisa percakapan; (3) analisa wacana; (4) analisa isi; dan (5) pengambilan data ethnografis. Observasi terlibat biasanya melibatkan seorang peneliti kualitatif langsung dalan setting sosial. Ia mengamati, secara lebih kurang “terbuka”, di dalam aneka ragam keanggotaan dari peranan-peranan subjek yang ditelitinya (Gubrium et.al., 1992: 1577). Analisa percakapan pada umumnya memusatkan perhatian pada percakapan dalam sebuah interaksi. Peneliti memperhatikan analisa dari kompetensi-kompetensi komunikatif yang mendasari aktivitas sosial sehari-hari (Gubrium et.al.,, 1992: 1577).
Discourse analysis lebih tertarik pada penggunaan bahasa. Peneliti, dalam kaitan ini, mempunyai perhatian yang besar pada praktek dan kontekstualitas (Gubrium et.al., 1992: 1577). Content analysis (analisa isi) mengkaji dokumen-dokumen berupa kategori umum dari makna. Peneliti dapat menganalisis aneka ragam dokumen, dari mulai kertas pribadi (surat, laporan psikiatris) hingga sejarah kepentingan manusia (Gubrium et.al., 992: 577). Pengambilan data ethnografis relatif tidak terstruktur. Peneliti biasanya memfokuskan diri pada penggalian tekstur dan alir pengalaman-pengalaman selektif dari responden melalui proses interaksi peneliti dan subjek yang ditelitinya dengan teknik wawancara mendalam secara “bebas” (Gubrium et.al., 1992: 1577). Dalam sosiologi, penelitian ethnografis mulai berkembang pada akhir 1960an-1970an ketika metodologi survey dan dasar filosofis pendorongnya menjadi sasaran kritik (Goldthorpe, 2000: 65).
Continue reading “METODE PENELITIAN KUALITATIF” →