PENINGKATAN KEGEMARAN MEMBACA SISWA SMA/SMK TAHUN 2017

KEGIATAN PENINGKATAN KEGEMARAN MEMBACA SISWA SMA/SMK TAHUN 2017

DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIAPAN PROVINSI BANTEN

buat_web

Serang – Setiap bangsa tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan zaman. Keberlangsungannnya sangat ditentukan oleh sejauhmana bangsa tersebut mampu melahirkan sumber daya manusia yang mampu menjawab tantangan perubahan yang ada dilingkungannya. Sejarah mencatat bahwa kehancuran sebuah bangsa lebih banyak disebabkan oleh kegagalan melahirkan generasi yang mampu mewarisi perkembangan yang telah dicapai. Oleh sebab itu, melahirkan generasi yang unggul merupakan sebuah kenicayaan yang harus dilakukan agar harapan kelangsungan hidup sebuah masyarakat dapat tetap terpelihara.

Salah satu syarat untuk menciptakan generasi yang unggul dan mampu menghadapi tantangan zaman adalah dengan membuat generasi yang memiliki pengetahuan yang cukup untuk memnghadapi dunia baru. Salah satu pintu masuknya adalah dengan membudayakan kegemaran membaca, baik membaca teks maupun konteks. Membaca merupakan sebuah proses transfer pengetahuan, dengan membaca (teks) kita bisa menghadirkan pengetahuan dari orang lain melalui karya tulis. Sedangan membaca konteks merupakan proses kritis terhadap realitas yang terjadi dalam lingkungannya.

Dalam ajaran di Kasepuhan Adat Banten Kidul[1] dinyatakan bahwa untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang unggul dapat dilakukan melalui 4 tahap[2], yaitu pertama, Neangan Luang Ti Papada Urang (mencari pengalaman/pengetahuan melalui diskusi), kedua Neangan Luang Tina Daluang (mencari pengalaman/pengetahuan dari kertas/buku), ketiga Neangan luang tina Kalangkang (mencari pengalaman/pengetahuan melalui sejarah hidup orang besar/kenyataan yang ada dilingkungan), dan yang keempat adalah Neangan Luang Tina Haleuang (mencari pengalaman/pengetahuan dari nyanyian/syair/pupuh/kesenian/kebudayaan). Dalam ajaran di Kasepuhan Adat Banten Kidul, membaca (nengan luang tina daluang) menjadi salah satu tahap untuk menciptakan generasi yang unggul. Kesadaran ini tentunya bukan tanpa alasan, mereka menyadari bahwa pengetahuan merupakan salah satu senjata yang paling ampuh untuk memelihara harapan akan masa depan sebuah generasi.

Penyadaran akan pentingnya membaca harus tetap terpelihara dan dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini penting dilakukan mengingat ditengah-tengah perkembangan teknologi informasi yang terus berlangsung ~jika tidak disikapi dengan tepat~ berpotensi mencipatkan generasi instan bahkan plagiat. Generasi yang merasa cukup kuat tetapi rapuh secara intelektual, dan ini akan sangat mudah tergerus dalam persaingan antar individu yang semakin kompetitif.

Atas dasar pemikiran diatas, Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Provinsi Banten melaksanakan kegiatan Peningkatan Kegemaran Membaca Bagi Siswa SMA/SMK. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada siswa SMA/SMK untuk gemar membaca untuk meningkatkan kapasitas dirinya. Disamping mempengaruhi para peserta yang ikut dalam kegiatan, diharapkan peserta juga mempu mempengaruhi lingkungan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas diri, khususnya membaca.

Kegiatan ini dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi yaitu, SMA Mathlaul Anwar Menes-Pandeglang pada tanggal 27 November 2017, SMAN 1 Panggarangan tanggal 29 November 2017 dan SMAN 1 Bayah-Lebak tanggal 30 November 2017. Narasumber yang menyampaikan materi pada kegiatan ini adalah Dece Aryadi (Ketua Dewan Perpustakaan Provinsi Banten/Pegiat Literasi), Atih Ardiansyah (Direktur Eksekutif Rafei Ali Institut/Dosen) serta Rizal Fauzi (Jurnalis/Dosen) dan dimoderatori oleh Nedi Suryadi seorang pegiat kampung baca.

Materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut berupaya disesuaikan dengan perkembangan remaja kekinian (kid zaman now), artinya bahwa apa yang tengah popular dilakukan remaja saat ini mencoba diarahkan kepada kegiatan literasi yang positif. Seperti disampaikan oleh Atih Ardiansyahyang mencoba memberikan pemahaman untuk mengubah presepsi soal membaca dikalangan remaja dengan mendorong meraka untuk melakukan kegiatan membaca sebagai gaya hidup kekinian. Sementara Dece Aryadi menyampaikan materi tentang bagaimana teknik membaca yang efektif. Sedangkan Rizal fauzi menyampaikan materi yang lebih teknis yaitu soal menulis, terutama menulis di medsos. Pada setiap akhir kegiatan, para peserta diminta untuk menulis bebas yang tolok ukur kemampuan mereka mengaktualisasikan ide-ide ke dalam tulisan.

Secara umum sesuangguhnya remaja kini melakukan kegiatan membaca dan menulis, khususnya di medsos. Kegiatan ini tentunya harus diarahkan agar memiliki makna bagi perkembangan mereka. Menulis di medsos atau media lainnya di dunia maya sesungguhnya akan memberikan arti bagi perkembangan intelektual mereka jika saja para remaja memiliki budaya literasi yang cukup kuat. Maka melalui kegiatan ini, kesadaran tentang membaca berupaya terus ditumbuhkan, sehingga apa yang mereka tulis dan mereka katakan memiliki makna bagi kehidupan mereka dan masyarakat. Hal tersebut bias terjadi jika para remaja memiliki kesadaran membaca yang cukup agar tulis dan perkataan yang mereka sampaikan memiliki referensi keilmuan.

Kegiatan ini tentunya diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada peserta untuk meningkatkan kegemaran membaca. Hasil akhirnya adalah terbentuk sebuah generasi unggul yang mempu berkompetisi secara sehat. Sehingga tercipta generasi yang mampu mewarisi dan mewariskan masa depan kepad generasi selanjutnya.


[1]Disampaikan Juru Basa Kasepuhan Cibadak Desa Warung Banten dalam acara Penilaian lomba Perpustakaan Desa Tingkat Nasional pada tanggal 17 Juli 2017

[2]Tafsiran bebas penulis berdasarkan penyampaian Juru Basa Kasepuhan Cibadak

diakses dari https://dpk.bantenprov.go.id/read/berita/495/PENINGKATAN-KEGEMARAN-MEMBACA-SISWA-SMASMK-TAHUN-2017.html

 

Leave a comment